Friday, July 14, 2017

Hubungan Keragaman dan Adaptasi Struktur Jaringan Pengangkut



Hubungan Keragaman dan Adaptasi Struktur Jaringan Pengangkut
Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)  
 


Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam, mineral (Kimball 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu  xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun  berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid.Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980).
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang  mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966). Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhanmemegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yangmasih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsi xylem yang merupakan bagian dari vascular tissue (jaringan pengangkut) hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan). Susunan xylem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks, terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain itu, ternyata ada sel-sel yang mati dan adapula yang hidup.Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xylem telah mati dangan dinding sel yangtebal,mangandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xylemadalah juga sebagai jaringan penguat (Sutrian, 2004)
Xilem merupakan jaringan yang sangat kompleks, terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem dan parenkim kayu. Unsur Trakeal atau Unsur Vasal Terdiri dari 2 tipe  yaitu Trakeida dan Trakea
                  Trakeida Bentuk sel umumnya memanjang dengan ujung meruncing. Sel dewasa telah mati. Dinding sel tidak begitu tebal, tetapi keras karena mengandung zat kayu (lignin). Pada dinding selnya terdapat banyak noktah halaman. Ruang selnya relatif besar. Sel trakeida lebih panjang daripada sel kambium (sel pembentuknya). Trakeida selalu dijumpai pada tumbuhan yang mempunyai berkas pengangkut.
Trakea terdapat di bagian kayu hampir semua tumbuhan Angiospermae kecuali beberapa anggota ordo Ranales. Tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta tidak mempunyai trakea. Sel-sel penyusun trakea umumnya telah mengalami perforasi (berlubang) di kedua ujungnya, sehingga bentuk sel menjadi seperti pipa atau tong. Bagian dinding trakea yang mengalami perforasi disebut lempeng perforasi, yang biasanya terletak di ujung, tetapi kadang-kadang di dekat bagian ujung atau di sebelah lateral. Perforasi ini kadang-kadang terdiri dari beberapa lubang yang bervariasi. Bersamaan dengan terjadinya perforasi pada dinding sel ini, protoplas mati. Dinding sel sel relatif tebal dan keras terdiri dari zat lignin. Noktah kecil-kecil dan banyak. Ujung sel yang mengalami perforasi sederhana kadang-kadang mempunyai tonjolan seperti ekor, selnya lebih pendek daripada trakeida.
                  Serabut Xilem Berupa sel yang panjang dengan ujung-ujung meruncing. Umumnya berdinding tebal dengan noktah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan trakeida pada spesies yang sama. Dijumpai bentuk bentuk peralihan antara trakeida dan serabut xilem, sehingga diduga serabut xilem ini berasal dari trakeida yang mengalami perubahan.
Sel-sel parenkim yang hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Sel-sel parenkim ini isinya bermacam-macam, terutama makanan cadangan berupa tepung atau lemak. Kadang-kadang juga berisi tanin, kristal dan zat-zat lain.
            Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.
            Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu ada.Elemen tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel floem yang paling terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas yang termasuk sewaktu ontogeny serta terbatas aktivitas metabolismenya dan adanya daerah tapis. Inti pada elelmen tapis akan berdegenerasi, organel yang bertahan adalah plastida dan mitokondria. Plasmalema tetap bertahan namun tonoplas rusak sehingga batas antara vakuola dan sitoplasma hilang.
            Sel parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan kristal. . Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari empulur.Sel sklerenkim sering terdapat pada floem primer maupun sekunder. Serat dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam penyimpanan cadangan makananDibandingkan dengan xielm sekunder, floem sekunder tidak merupakan bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar. Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit dibanding dengan xylem sekunder.. Yang dimaksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian kulit kayu paling dalam.
                  Unsur floem juga merupakan jaringan yang kompleks, tersusun oleh sel-sel floem (sel dan buluh tapis), sel pengiring. Parenkim, serabut dan sklereida. Sel sekresi kadang-kadang juga melekat pada jaringan floem.
Fenomena makroskopik cara hidup tumbuhan
        Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  merupakan tanaman yang cara hidupnya tumbuh tegak secara vertikal. Dengan cara hidupnya yang vertikal keatas maka tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  membutuhkan kekuatan pada jaringan pengangkut agar dapat mentransportasikan air pada batang yang menjulang tinggi keatas.






Pada batang tanaman bayam telah di temukan struktur jaringan pengangkut yang terdiri atas xylem dan floem. Pada penampang melintang tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  dapat dilihat jaringan pengangkutnya nampak tersebar, dimana antara sepasang jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem dengan pasangan yang lainnya tidak terletak dalam satu garis yang sama.
            Pada preparat Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  sayatan membujur ditemukan dua fase penebalan dinding sekunder sekaligus yaitu cincin dan heliks. Secara ontogenik, unsur-unsur cincin mendahului unsur-unsur heliks. Penebalan dinding sekunder hingga dua fase diduga disebabkan oleh cara hidupnya, dimana Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  hidup tegak secara vertikal. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan jaringan-jaringan penguat sebagai penunjang tanaman bayam. Dalam hal ini maka xylem tidak hanya berfungsi untuk mengangkut air dan mineral ke tubuh tumbuhan, tapi juga membantu dalam hal menopang tegaknya tanaman bayam. Hal ini dikarenakan pada struktur jaringan pengangkut strukturnya sangat kompleks dimana didalamnya juga terdapat jaringan penguat dalam satu berkas.