Friday, July 14, 2017

Hubungan Keragaman dan Adaptasi Struktur Jaringan Pengangkut



Hubungan Keragaman dan Adaptasi Struktur Jaringan Pengangkut
Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)  
 


Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam, mineral (Kimball 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu  xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun  berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid.Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 1980).
Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang  mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966). Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhanmemegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yangmasih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsi xylem yang merupakan bagian dari vascular tissue (jaringan pengangkut) hanya akan melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan). Susunan xylem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba kompleks, terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain itu, ternyata ada sel-sel yang mati dan adapula yang hidup.Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xylem telah mati dangan dinding sel yangtebal,mangandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xylemadalah juga sebagai jaringan penguat (Sutrian, 2004)
Xilem merupakan jaringan yang sangat kompleks, terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem dan parenkim kayu. Unsur Trakeal atau Unsur Vasal Terdiri dari 2 tipe  yaitu Trakeida dan Trakea
                  Trakeida Bentuk sel umumnya memanjang dengan ujung meruncing. Sel dewasa telah mati. Dinding sel tidak begitu tebal, tetapi keras karena mengandung zat kayu (lignin). Pada dinding selnya terdapat banyak noktah halaman. Ruang selnya relatif besar. Sel trakeida lebih panjang daripada sel kambium (sel pembentuknya). Trakeida selalu dijumpai pada tumbuhan yang mempunyai berkas pengangkut.
Trakea terdapat di bagian kayu hampir semua tumbuhan Angiospermae kecuali beberapa anggota ordo Ranales. Tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta tidak mempunyai trakea. Sel-sel penyusun trakea umumnya telah mengalami perforasi (berlubang) di kedua ujungnya, sehingga bentuk sel menjadi seperti pipa atau tong. Bagian dinding trakea yang mengalami perforasi disebut lempeng perforasi, yang biasanya terletak di ujung, tetapi kadang-kadang di dekat bagian ujung atau di sebelah lateral. Perforasi ini kadang-kadang terdiri dari beberapa lubang yang bervariasi. Bersamaan dengan terjadinya perforasi pada dinding sel ini, protoplas mati. Dinding sel sel relatif tebal dan keras terdiri dari zat lignin. Noktah kecil-kecil dan banyak. Ujung sel yang mengalami perforasi sederhana kadang-kadang mempunyai tonjolan seperti ekor, selnya lebih pendek daripada trakeida.
                  Serabut Xilem Berupa sel yang panjang dengan ujung-ujung meruncing. Umumnya berdinding tebal dengan noktah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan trakeida pada spesies yang sama. Dijumpai bentuk bentuk peralihan antara trakeida dan serabut xilem, sehingga diduga serabut xilem ini berasal dari trakeida yang mengalami perubahan.
Sel-sel parenkim yang hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Sel-sel parenkim ini isinya bermacam-macam, terutama makanan cadangan berupa tepung atau lemak. Kadang-kadang juga berisi tanin, kristal dan zat-zat lain.
            Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.
            Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu ada.Elemen tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel floem yang paling terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas yang termasuk sewaktu ontogeny serta terbatas aktivitas metabolismenya dan adanya daerah tapis. Inti pada elelmen tapis akan berdegenerasi, organel yang bertahan adalah plastida dan mitokondria. Plasmalema tetap bertahan namun tonoplas rusak sehingga batas antara vakuola dan sitoplasma hilang.
            Sel parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan kristal. . Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari empulur.Sel sklerenkim sering terdapat pada floem primer maupun sekunder. Serat dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam penyimpanan cadangan makananDibandingkan dengan xielm sekunder, floem sekunder tidak merupakan bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar. Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit dibanding dengan xylem sekunder.. Yang dimaksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian kulit kayu paling dalam.
                  Unsur floem juga merupakan jaringan yang kompleks, tersusun oleh sel-sel floem (sel dan buluh tapis), sel pengiring. Parenkim, serabut dan sklereida. Sel sekresi kadang-kadang juga melekat pada jaringan floem.
Fenomena makroskopik cara hidup tumbuhan
        Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  merupakan tanaman yang cara hidupnya tumbuh tegak secara vertikal. Dengan cara hidupnya yang vertikal keatas maka tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  membutuhkan kekuatan pada jaringan pengangkut agar dapat mentransportasikan air pada batang yang menjulang tinggi keatas.






Pada batang tanaman bayam telah di temukan struktur jaringan pengangkut yang terdiri atas xylem dan floem. Pada penampang melintang tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  dapat dilihat jaringan pengangkutnya nampak tersebar, dimana antara sepasang jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem dengan pasangan yang lainnya tidak terletak dalam satu garis yang sama.
            Pada preparat Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  sayatan membujur ditemukan dua fase penebalan dinding sekunder sekaligus yaitu cincin dan heliks. Secara ontogenik, unsur-unsur cincin mendahului unsur-unsur heliks. Penebalan dinding sekunder hingga dua fase diduga disebabkan oleh cara hidupnya, dimana Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)  hidup tegak secara vertikal. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan jaringan-jaringan penguat sebagai penunjang tanaman bayam. Dalam hal ini maka xylem tidak hanya berfungsi untuk mengangkut air dan mineral ke tubuh tumbuhan, tapi juga membantu dalam hal menopang tegaknya tanaman bayam. Hal ini dikarenakan pada struktur jaringan pengangkut strukturnya sangat kompleks dimana didalamnya juga terdapat jaringan penguat dalam satu berkas.

Tuesday, February 21, 2017

NATOMI STRUKTUR JARINGAN MERISTEM BESERTA PERKEMBANGAN DAN ADAPTASI TANAMAN KECAMBAH

Jaringan Meristem

   kecambah akar kacang tanah  memiliki struktur luar yang disesuaikan dengan lingkungan hidup serta fungsi, hal ini bisa dilihat secara makroskopis dan mikroskopis. Pada tahap perkembangan embrio, semua sel mengalami pembelahan. Pertumbuhan dan perkembangan sel lebih lanjut menunjukkan adanya diferensiasi menjadi bagian khusus tumbuhan dan juga masih ada sel yang bersifat embrional yaitu mampu membelah secara terus menerus. Jaringan yang bersifat embrional ini disebut jaringan meristem. Sel jaringan meristem biasanya berdinding tipis, bentuknya lebih isodiametris dibandingkan dengan sel jaringan dewasa, dan relatif lebih banyak mengandung protoplasma.
Sel meristem melakukan pembelahan secara tidak terbatas dan akibatnya sel-sel bar uterus menerus bertambah pada tubuh tumbuhan. Meristem dapat ditemukan dalam fase istirahat sementara, misalnya pada tumbuhan tanaman yang menjadi dorman dalam musim tertentu dan padakuncup aksiler yang mungkin tetap dalam keadaan dorman bahkan selama fase aktif tumbuhan tersebut.

Pembagian Meristem

meristem dalam tubuh tumbuhan dibedakan menjadi 3 yaitu:

a.        Meristem pucuk, terdapat pada bagian pucuk akar dan batang
b.        Meristem interkalar, terdapat diantara jaringan dewasa
c.        Meristem lateral, letaknya sejajar dengan permukaan organ

Menurut asal usulnya, meristem dapat dibedakan menjadi:

1.   Meristem primer adalah sel yang berkembang secara langsung dari    sel bersifat embrional dan tetap bersifat embrional
2.   Meristem sekunder adalah jaringan yang berkembang dari jaringan dewasa yang masih tetap dapat berdiferensiasi.
Meristem bedasarkan asalnya dapat terbagi atas 3 bagian yakni Promeristem, Meristem Primer dan Meristem Sekunder. Promeristem adalah jaringan yang telah ada pada saat tumbuhan masih dalam keadaan fase embrio atau masih dalam tingkat embrio.  Meristem Primer adalah jaringan yang ditemukan pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih membelah yang terdapat pada bagian ujung akar dan bagian ujung batang, sehingga menyebabkan tumbuhan tumbuh dengan tinggi. Meristem Sekunder adalah jaringan ini merupakan jaringan yang berasal dari meristem primer yang merupakan hasil perkembangan dari meristem primer, contonya cambium

Fenomena makroskopik dan makroskopik kecambah akar kacang tanah (Arachis hypogaea L)

   Kecambah akar kacang tanah  memiliki struktur luar yang disesuaikan dengan lingkungan hidup serta fungsi, hal ini bisa dilihat secara makroskopis dengan arah tumbuh akar yang lurus ke bawah menuju gravitasi bumi karena sesuai fungsinya untuk menyerap zat hara dari dalam tanah. Sedangkan pada akar nafas tumbuhan bakau  memiliki struktur akar bentuk tebal tidak terlalu lentur, dan Lunak bergabus. Hal ini disesuaikan dengan fungsinya yaitu untuk menghisap O2 dan mencegah dari abrasi yang sesuai dengan lingkungan hidupnya di daerah pesisir pantai dan rawa-rawa atau di daerah perairan. hubungan fenomena makroskopik ujung akar tumbuhan dengan struktur jaringan penyusunnya adalah keduanya sama-sama memilki jaringan meristem yang sama, hanya saja sel sel penyusunnya melakukan adaptasi sesuai lingkungan tempat hidupnya”.

Model Hubungan Fenomena makroskopik dan struktur mikroskopis meristem

Hubungan Fenomena makroskopik dan struktur mikroskopis meristem memiliki keterkaitan. Hal ini bisa dilihat dari cara hidup tumbuhan, meristem pada akar, dan statolith yang saling berkaitan sebagai suatu adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup tumbuhan. Pada hubungan fenomena makroskopik dan struktur mikroskopik meristem, diketahui adanya sel-sel kolumela. Sel-sel kolumela adalah sel di akar yang menunjukkan polaritas struktural dengan gravitasi dan dapat mengirimkan informasi yang berhubungan dengan kekuatan gravitasi. Sel kolumela, memilki statolit yaitu sejenis pati yang mengandung plastid yang dapat mengatur arah tumbuh pada akar.
Arah sel statolit akan bersinergi dengan arah tumbuh akar. Untuk hubungan tebal tipisnya tudung akar dengan arah tumbuh tumbuhan adalah semakin tebal permukaan tudung akar, maka arah pertumbuhanya semakin searah dengan gaya gravitasi. Pada akar kecambah kacang tanah yang hidup di tempat kering, maka statolit akan menyebabkan arah tumbuh akar ke bawah yang bertujuan untuk mencari air dari tanah, dan hal tersebut menyebabkan tudung akar tebal karena arah tumbuh akar searah dengan gaya gravitasi, jadi sel kolumela dan statolith tetap berukuran besar. Sedangkan pada akar nafas tumbuhan bakau  yang hidup di tempat basah atau perairan seperti didaerah rawa atau pesisir pantai, maka statolith menyebabkan akar nafas tumbuhan bakau  tumbuh kearah atas yang bertujuan untuk mencari oksigen yang ada di udara, dan hal tersebut menyebabkan tudung akar lebih tipis karena arah tumbuh akar berlawanan atau tegak lurus dengan gaya gravitasi maka sel kolumela harus mengeluarkan energi untuk tumbuh melawan gaya gravitasi, jadi sel kolumela dan statolith ukurannya lebih kecil yang menyebabkan tudung akar pada akar nafas tumbuhan bakau  bersifat tipis.





STRUKTUR JARINGAN PADA ORGAN DAUN DAN BUNGA

KORELASI KETERKAITAN STRUKTUR JARINGAN PADA  ORGAN DAUN DAN BUNGA SEPATU (Hibiscus rosasinensis)

Organ-organ bunga


 Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina). Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Berbagai pendapat mengemukakan bahwa organ-organ bunga berasal langsung dari daun lebar. Akan tetapi dalam pengertian umum yang diterima pada saat ini bahwa daun dan batang merupakan unit tunggal yang diistilahkan sebagai pucuk dan dapat kita lihat perkembangan dari bunga yang paralel dengan perkembangan vegetative bukanlah berasal dari keduanya.

Struktur Mikroskopik dan Makroskopik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Bagian pokok dari tubuh tumbuhan hanya ada tiga macam yaitu akar, batang dan daun dan setiap bagian lainya hanya merupakan penjelmaan ketiga pokok bagian tersebut. Jadi bunga sebagai suatu bagian tumbuhan juga merupakan suatu penjelmaan atau modifikasi salah satu atau kombinasi ketiga pokok bagian tersebut yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan susunan bunga, dapat diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna dan susunanya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan (Gembong,2009). Bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Berdasarkan pengamatan pada kelopak bunga dan daun tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) secara makroskopik morfologi kelopak bunga dan daun bunga sepatu memiliki banyak kesamaan. Keduanya sama- sama memiliki daun berwarna hijau dan bentuk daun yang sama dengan ujung meruncing dan tepi bergerigi. Hanya saja keduanya memiliki ukuran yang berbeda. Daun kelopak bunga memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan daun.
Pengamatan yang dilakukan pada kelopak bunga dan daun tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)  menunjukan bahwa preparat  yang di iris secara melintang bagian penyusunnya mengalami banyak persamaan. Persamaan dari Kelopak bunga dan daun tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) sama- sama disusun oleh sel dengan susunan rapat meskipun memiliki bentuk yang berbeda, keduanya juga terdapat bagian jaringan epidermis, derivate dari epidermis berupa trikoma, jaringan parenkim dan terdapat jaringan spons. Namun juga terdapat beberapa perbedaan yaitu jaringan epidermis pada daun hanya terdapat satu lapis dan pada kelopak bunga terdapat dua lapis. Perbedaan tersebut diduga dikarenakan  bagian epidermis pada kelopak bunga memiliki fungsi untuk memproteksi bagian bunga yang lain, sehingga jika hanya ada satu lapis proteksi kurang maksimal dan dikarenakan secara ontogeni organ yang berkembang lebih dulu adalah pada daun dibanding kelopak bunga sehingga dari satu lapis epidermis di daun bisa melakukan pembelahan dan berdiferensiasi menjadi dua lapis ketika membentuk kelopak bunga. Selain itu, pada organ daun ditemukan jaringan parenkim palisade sedangkan pada kelopak bunga tidak terdapat jaringan palisade.  Hal ini dikarenakan pada organ daun merupakan organ yang memiliki fungsi utama sebagai tempat terjadinya fotosintesis sehingga akan ditemukan banyak jaringan palisade sedangkan  pada kelopak meskipun memungkinkan bisa terjadi fotosintesis tapi kelopak bunga bukan merupakan tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis karena fungsi utama dari kelopak bunga adalah untuk melindungi kuncup bunga. 
Pengamatan yang dilakukan pada kelopak bunga dan daun tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)  secara membujur menunjukan bagian penyusunnya juga mengalami banyak persamaan. Persamaan dari keduanya disusun oleh sel dengan susunan rapat meskipun memiliki bentuk yang berbeda dan sama-sama memiliki derivate dari epidermis berupa stomata dan trikoma. Hanya saja pada kelopak bunga ditemukan dua jenis trikoma yaitu trikoma multiseriata dan uniseriata sedangkan pada organ daun hanya ditemukan satu jenis trikoma yaitu trikoma uniseriata
            Dengan adanya banyak persamaan dari kelopak bunga dan daun tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) baik secara makroskopik morfologi maupun secara mikroskopik komponen penyusunya dengan melakukan penyayatan melintang dan membujur maka teori yang menyatakan bahwa bunga berasal dari daun adalah benar.


STRUKTUR JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG

HUBUNGAN STRUKTUR JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp) DAN JAGUNG (Zea mays)

 

 



 






Banyak sekali macam tumbuhan di dunia ini. Namun dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu dikotil dan monokotil yang tentunya memiliki struktur bentuk  jaringan yang berbeda. Selain itu, tumbuhan yang terdiri atas akar, batang dan daun juga mempunyai perbedaan pada struktur system jaringannya.
Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks diujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Pada akar tersusun dari jaringan-jaringan epidermis, parenkim, endodermis, kayu, pembuluh dan kambium pada tumbuhan dikotil. Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut  mycel yang berperan penting dalam pertukaran hara dan memperkukuh tumbuhan serta interaksi dengan organisme lain. Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis,dan silinder pusat. Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem dan pada batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu ,sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Fungsi batang bagi tumbuhan memiliki beberapa kegunaan antara lain: menjaga agar tumbuhan tetap tegak sebagai penopang,pengangkut air dan zat zat makanan,penyimpan makanan cadangan,serta sebagai alat perkembangbiakan.

Akar dan Batang Tanaman Monokotil Jagung 

 

 

. Struktur pembuluh pada akar jagung terlihat dengan susunan berselang-seling antara xilem dan floemnya secara teratur dan tampak jelas perbedaan setiap berkas-berkas jaringannya. Struktur pembuluh akar jagung termasuk kedalam bentuk radial. Pada batang jagung antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Berkas pembuluh pada batang jagung mempunyai pembuluh menyebar dan bertipe kolateral tertutup.
Bagian organ tanaman yaitu akar dan batang saling berkerja sama dan bersinergi dalam hal transportasi atau pengangkutan untuk mengedarkan air,mineral,unsur hara dan hasil fotosintesis. Sehingga untuk mendukung fungsinya diperlukan struktur yang dapat membantu kerja dari akar dan batang. namun ternyata terdapat perbedaan strutktur antara organ akar dan organ batang pada berkas pembuluhnya. Xilem pada akar bersifat eksarch, sedangkan pada batang bersifat endarch. Pada akar jagung memiliki tipe pembuluh  radial sedangkan pada batang jagung bertipe kolateral tertutup. Setelah diamati kembali, ternyata pada bagian leher akar terdapat perubahan struktur dan ditemukan adanya daerah transisi atau peralihan yaitu batas antara akar dan batang yang menyebabkan adanya bentuk yang berubah dan meyesuaikan diri dimana xilem akan berputar menyesuaikan sumbu panjang akar, sehingga akan terjadi peralihan dari xilem yang  bersifat eksarch ke xilem yg bersifat endarch dan struktur pengangkut yang ada di akar akan  menyesuiakan dengan struktur pengangkut yang ada pada batang.

Akar dan Batang Tanaman Dikotil Bayam 

 

 

 Berkas pembuluh pada bagian akar tanaman bayam ini tersusun secara tersebar. Pada preparat batang tanaman bayam struktur anatomi batang disusun oleh lapisan epidermis, kambium, xilem, floem dan parenkim. Letak jaringan pengangkut xilem dan floem pada batang tersusun secara teratur dengan tipe kolateral terbuka.

Akar mampu menerobos lapisan tanah. Air masuk kedalam tubuh tumbuhan melalui rambut akar.  Dalam pengangkutan air, jaringan yang bertugas menjalankan fungsinya adalah jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Sedangkan pada akar dan batang memiliki pembuluh angkut dengan struktur yang berbeda, pada akar tanaman bayam memiliki struktur pembuluh antara xilem dan floem tersusun secara tersebar dan pada batang bayam  memiliki tipe kolateral terbuka. Akan tetapi kedua organ tanaman tersebut tetap dapat bersinergi untuk menyalurkan air ke semua organ tanaman. Hal ini dikarenakan pada bagian leher akar terdapat perubahan struktur dan ditemukan adanya daerah transisi atau peralihan yaitu batas antara akar dan batang yang menyebabkan adanya bentuk yang berubah dan meyesuaikan diri dimana xilem akan berputar menyesuaikan sumbu panjang akar, sehingga akan terjadi peralihan dari xilem yang  bersifat eksarch ke xilem yg bersifat endarch.

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PARENKIM

HUBUNGAN KERAGAMAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PARENKIM PADA UBI JALAR (Maniho Utilisima) DAN DAUN TALAS  (Colocasia Sp) 

Jaringan parenkim


 


 
Jaringan parenkim merupakan jaringan  dasar yang terdapat di seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan ini umumnya relatif kecil dan mempunyai fungsi yang sangat beragam. Selain fungsi yang beragam, jaringan parenkim juga memiliki bentuk yang beraneka ragam mulai bentuk membulat, memanjang, bahkan berbentuk bintang juga dapat ditemukan.
            Parenkima adalah jaringan dasar yang utama. Sel-sel parenkim ditemukan pada akar dan batang terutama sebagai pengisi bagian korteks, daun, bunga, buah,dan biji (Woelaningsih, 1987). Parenkim di daun yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis disebut juga klorenkima, yaitu jaringan mesofil, yang mencakup jaringan tiang/ palisade dan jaringan spons. Disebut klorenkima karena ia mengandung klorofil. Fungsi jaringan parenkim menurut (Campbell, 2002 ) diantaranya jaringan yang berklorofil untuk berfotosintesis, untuk transportasi ekstravasikuler, tempat penyimpanan makanan cadangan. Sel parenkim dapat mempertahankan kemampuannya untuk membelah sehingga berperan penting dalam proses menutup luka atau regenerasi sel. Sel parenkim juga dapat bergabung dengan sel-sel yang lain sehingga membentuk  jaringan yang kompleks. Ciri-ciri jaringan ini adalah selnya hidup, dinding selnya tipis, ada yang mengandung kloroplas, banyak dan besar, sel-selnya berukuran besar, dan letak sel tidak merapat (Kertassapoetra, 1991).
            Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem,parenkim floem, dan jari-jari empulur. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan,seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang  dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat (Anonim,2008). Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis,penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum)
Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, Oleh

Fenomena Makroskopik Korteks Organ Tumbuhan

 


Karakteristik dari jaringan parenkim yaitu dinding selnya tipis, berbentuk polihedral, vakuola besar untuk menyimpan cadangan makanan dan air dan memilki ruang antarsel sertamemiliki penyusun yang berbeda-beda tergantung pada fungsinya.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada ubi terdapat parenkim penimbun. Hal ini diketahui dari adanya banyak amilum yang tersebar pada preparat sedangkan pada tangkai daun talas, diketahui bahwa didalamnya terdapat jaringan parenkim udara atau aerenkim. Hal ini dapat diketahui dari adanya rongga-rongga udara yang cukup besar pada preparat yang diamati. Perbedaan struktur mikroskopis tangkai daun talas  dan ubi jalar ini disesuaikan dengan fungsi dan adaptasi dari masing-masing tanaman.
Pada tanaman  daun talas  tanaman ini hidup di daerah yang hidrofit dan untuk dapat beradaptasi dengan lingkunganya tersebut, di dalam tangkai daun talas terdapat jaringan parenkim (aerenkim) dengan rongga-rongga udara  yang berfungsi sebagai menyimpan cadangan udara yang dapat membantu ketika tanaman  daun talas  kekurangan oksigen ditempat yang basah atau hidrofit.  

Pembentukan struktur khas

 

Ruang antar sel dapat terbentuk secara skizogen dan lisigen. Adapun perkembanganya yaitu pada dinding primer terbentuk antara dua sel baru, maka
lamella tengah antara kedua dinding sel barunya itu hanya berhubungan dengan dinding primer sel induknya dan bukan lamella tengah di antara sesamanya dan sel tetangganya. Rongga kecil berkembang dan lamella tengah baru berhubungan dengan dinding sel induknya. Dinding sel yang berhadapan dengan rongga kecil ini akan megalami disintegrasi dan dengan demikian membentuk rongga interseluler yang dapat diperbesar dengan terbentuknya rongga serupa pada sel tetangga. Adapun pembentukan secara lisigen adalah rongga interseluler lisigen terbentuk melalui disintegrasi seluruh sel dimana sel beserta isinya larut. Larutnya sel-sel diikuti dengan menjauhnya sel-sel disekitarnya sehingga terjadi penguraian sel dan terbentuk ruangan seperti rongga minyak. Rongga interseluler lisigen salah satunya adalah rongga besar pada tumbuhan air. 
Berdasarkan penjelasan tersebut diduga ruang antar sel pada tangkai daun talas terbentuk atas proses lisigen karena pada susunan sel daun talas terlihat seperti adanya kerusakan sel sehingga isi sel menghancurkan diri dan terbentuk ruang antarsel.

    Proses Pembentukan Amilum

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum merupakan hasil dari proses fotosintesis, dimana fotosintesis terjadi di jaringan parenkim. Amilum terdapat di bagain amiloplas. Suatu bagian dari plastida yang bernama leukoplas. Leukoplas adalah plastid yang berwarna putih yang memilki fungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Hilum terletak pada pinggir (eksentrik).  Perkembangan amilum dimulai dari terbentuknya hilum tersebut yang nantinya berkembang menjadi lamella. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, salah satunya disimpan dalam bentuk umbi. Hal ini juga terjadi pada tanaman ubi jalar (Maniho Utilisima) yang jaringan parenkimnya berfungsi sebagai penimbun atau penyimpan makanan.