Hubungan
Keragaman dan Adaptasi Struktur Jaringan Pengangkut
Tanaman Bayam (Amaranthus
tricolor L.)
Jaringan pengangkut adalah jaringan
yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian
tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam, mineral (Kimball 1992).
Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem
merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim
serabut, dan kloroid.Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis
(Mulyani, 1980).
Xilem merupakan jaringan campuran
yang terdiri atas beberapa sel yang
mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel
yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem
dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun
keseluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh
beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem.
Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat
tumbuhanmemegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan
yangmasih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsi xylem yang merupakan bagian
dari vascular tissue (jaringan pengangkut) hanya akan melangsungkan
pengangkutan air dan zat-zat mineral dari bagian bawah (akar) ke bagian atas
(daun-daunan). Susunan xylem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang serba
kompleks, terdiri dari berbagai bentuk sel. Selain itu, ternyata ada sel-sel
yang mati dan adapula yang hidup.Akan tetapi umumnya sel-sel penyusun xylem
telah mati dangan dinding sel yangtebal,mangandung lignin. Sehingga para ahli
beranggapan bahwa fungsi xylemadalah juga sebagai jaringan penguat (Sutrian,
2004)
Xilem merupakan jaringan yang sangat kompleks, terdiri dari unsur trakeal,
serabut xilem dan parenkim kayu. Unsur
Trakeal atau Unsur Vasal Terdiri dari 2 tipe yaitu Trakeida
dan Trakea
Trakeida
Bentuk sel
umumnya memanjang dengan ujung meruncing. Sel dewasa telah mati. Dinding sel
tidak begitu tebal, tetapi keras karena mengandung zat kayu (lignin). Pada
dinding selnya terdapat banyak noktah halaman. Ruang selnya relatif besar. Sel
trakeida lebih panjang daripada sel kambium (sel pembentuknya). Trakeida selalu
dijumpai pada tumbuhan yang mempunyai berkas pengangkut.
Trakea terdapat di bagian kayu
hampir semua tumbuhan Angiospermae kecuali beberapa anggota ordo Ranales.
Tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta tidak mempunyai trakea.
Sel-sel penyusun trakea umumnya telah mengalami perforasi (berlubang) di kedua
ujungnya, sehingga bentuk sel menjadi seperti pipa atau tong. Bagian dinding
trakea yang mengalami perforasi disebut lempeng perforasi, yang biasanya
terletak di ujung, tetapi kadang-kadang di dekat bagian ujung atau di sebelah
lateral. Perforasi ini kadang-kadang terdiri dari beberapa lubang yang
bervariasi. Bersamaan dengan terjadinya perforasi pada dinding sel ini,
protoplas mati. Dinding sel sel relatif tebal dan keras terdiri dari zat
lignin. Noktah kecil-kecil dan banyak. Ujung sel yang mengalami perforasi
sederhana kadang-kadang mempunyai tonjolan seperti ekor, selnya lebih pendek
daripada trakeida.
Serabut Xilem Berupa sel yang panjang dengan ujung-ujung meruncing.
Umumnya berdinding tebal dengan noktah yang lebih sempit bila dibandingkan
dengan trakeida pada spesies yang sama. Dijumpai bentuk bentuk peralihan antara
trakeida dan serabut xilem, sehingga diduga serabut xilem ini berasal dari
trakeida yang mengalami perubahan.
Sel-sel parenkim yang hidup,
terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Sel-sel parenkim ini isinya
bermacam-macam, terutama makanan cadangan berupa tepung atau lemak.
Kadang-kadang juga berisi tanin, kristal dan zat-zat lain.
Floem
terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel pengiring
/ sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal
terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer
berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.
Berdasarkan
proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem.
Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metafloem
terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam bagian tumbuhan yang masih
mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan segera kehilangan
fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae biasanya sempit dan tidak
menyolok. Sel pengantar tidak selalu ada.Elemen tapis yang terdiri dari sel
tapis dan komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel floem yang paling
terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas yang termasuk sewaktu ontogeny serta
terbatas aktivitas metabolismenya dan adanya daerah tapis. Inti pada elelmen
tapis akan berdegenerasi, organel yang bertahan adalah plastida dan
mitokondria. Plasmalema tetap bertahan namun tonoplas rusak sehingga batas
antara vakuola dan sitoplasma hilang.
Sel
parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan
kristal. . Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari
empulur.Sel sklerenkim sering terdapat pada floem primer maupun sekunder. Serat
dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam penyimpanan
cadangan makananDibandingkan dengan xielm sekunder, floem
sekunder tidak merupakan bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar.
Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit dibanding dengan xylem sekunder.. Yang
dimaksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium
termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian
kulit kayu paling dalam.
Unsur
floem juga merupakan jaringan yang kompleks, tersusun oleh sel-sel floem (sel
dan buluh tapis), sel pengiring. Parenkim, serabut dan sklereida. Sel sekresi
kadang-kadang juga melekat pada jaringan floem.
Fenomena
makroskopik cara hidup tumbuhan
Tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) merupakan tanaman yang cara hidupnya tumbuh tegak secara vertikal. Dengan cara hidupnya yang vertikal keatas
maka tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) membutuhkan kekuatan pada jaringan pengangkut
agar dapat mentransportasikan air pada batang yang menjulang tinggi keatas.
Pada
batang tanaman bayam telah di temukan struktur jaringan pengangkut yang terdiri
atas xylem dan floem. Pada penampang melintang tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.) dapat dilihat
jaringan pengangkutnya nampak tersebar, dimana antara sepasang jaringan
pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem dengan pasangan yang lainnya tidak
terletak dalam satu garis yang sama.
Pada preparat Tanaman bayam (Amaranthus
tricolor L.) sayatan membujur ditemukan dua fase penebalan
dinding sekunder sekaligus yaitu cincin dan heliks.
Secara ontogenik, unsur-unsur cincin mendahului unsur-unsur heliks. Penebalan
dinding sekunder hingga dua fase diduga disebabkan oleh cara hidupnya, dimana Tanaman bayam (Amaranthus
tricolor L.) hidup
tegak secara vertikal. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan jaringan-jaringan
penguat sebagai penunjang tanaman bayam. Dalam hal ini maka xylem tidak hanya
berfungsi untuk mengangkut air dan mineral ke tubuh tumbuhan, tapi juga
membantu dalam hal menopang tegaknya tanaman bayam. Hal ini dikarenakan pada
struktur jaringan pengangkut strukturnya sangat kompleks dimana didalamnya juga
terdapat jaringan penguat dalam satu berkas.