Tuesday, February 7, 2017

STRUKTUR SEL TUMBUHAN





STRUKTUR SEL TUMBUHAN SEBAGAI UNIT KEHIDUPAN
PADA DAUN TALAS (Colacasia sp)



Analisis mengenai anatomi tumbuhan perlu mengedepankan mengenai organisasi tingkat sel bahkan subsel. Struktur yang terlihat dengan mikroskop maupun dengan mata telanjang sesungguhnya menunjukan pola yang dibentuk oleh sel maupun sub sel. Dengan demikian, organisasi tumbuhan dapat ditinjau dari berbagai taraf. Hal yang mendasari adalah makromolekul seperti protein, asam nukleat dan karbohidrat. Sintesinya melibatkan proses yang terkendali dan pada tempat yang tepat. Molekul-molekul dirakit menjadi oganel oganel sel seperti nukleus, plastid dan mitokondria. Sel terhimpun dengan teratur menjadi jaringan, dan berbagai jaringan terdapat dalam organ. Semua organ besama-sama membentuk  sistem tumbuhan yang utuh.
Sel merupakan satuan dasar kehidupan yang menyusun organisme. Tumbuhan tersusun atas sel yang memiliki struktur dan proses yang rumit. Stuktur sel dapat dikelompokkan menjadi 2 komponen utama yaitu komponen protoplasmik dengan karakteristik memiliki sifat hidup, dan komponen sel nonpotoplasmik dengan karakteistik memiliki sifat tidak hidup. Sel sebagai unit dasar kehidupan pada tumbuhan melibatkan komponen protoplasmik dan nonprotoplasmik untuk menjalankan proses dan fungsi kehidupan pada sistem tumbuhan. Sel berperan dalam menentukan sifat tumbuhan, namun demikian juga tedapat pendapat yang menyatakan bahwa organisme merupakan sistem yang sampai batas tertentu menentukan sifat sel.
Banyak tumbuha yang memiliki organ dengan bagian permukaan berlapis zat lilin, misalnya pada permukaan daunt talas (Colacasia sp). Berdasarkan teori sel lapisal lilin pada permukaan organ tersebut akibat aktifitas sel? Atau akibat adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan yang menyebabkan perubahan sifat sel?
Pengamatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur sel tumbuhan, menentukan hubungan dinamis antara keraagaman stuktur sel dan fungsinya,bepikir bolak-balik dari sistem tumbuhan, organ, hingga sel untuk menemukan penjelasan hubungan fenomena terkait dengan struktur tumbuhan dan perkembangana dengan struktur sel, serta memprediksi bagaimana kemungkinan perubahan struktur sel hingga tumbuhan adaptif terhadap lingkungan.

Fenomena makroskopik permukaan organ tumbuhan
Ketika melakukan pengamatan dengan menetesi permukaan daun talas dengan air, terlihat bahwa air tidak dapat menyatu dengan daun talas. air yang berada di atas permukaan daun talas tersebut tidak tembus dan tidak membasahi daun melainkan bergulir di atas permukaan daun. Hal ini dikarenakan bahwa pada daun talas terdapat suatu lapisan yang disebut dengan zat lilin. Zat lilin ini berfungsi untuk mengurangi penguapan air pada permukaan tanaman agar tanaman tidak cepat mati. Karena itu lapisan zat lilin ini berada di atas lapisan epidermis (lapisan luar permukaan tumbuhan). Namun darimanakah asalnya lapisan lilin ini belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi dapat dimungkinkan bahwa zat lilin tersebut berasal dari sel-sel yang terdapat permukaan daun talas ataupun berasal dari komponen sel-sel pada tumbuhan karena sel merupakan unit dasar pada sistem tumbuhan.

Model hubungan fenomena makroskopik dan struktur mikroskopik sel


Hubungan fenomena makroskopik dan struktur mikroskopik sel dalam pembentukan zat lilin adalah pada komponen protoplasmik terdiri dari
nukleus, mitokondria,  plastida,  retikulum  endoplasma,  ribosom,  lisosom, microtubule dan badan golgi yang dalam pembentukan zat lilin ini berperan untuk membantu pembentukan zat lilin berdasarkan fungsi dari masing –masing organel sel. Karena komponen ini terdiri dari sel yang hidup maka komponen ini sangatlah berperan penting dalam proses pembentukan zat lilin ini karena pada dasarnya komponen ini berfungsi melakukan proses metabolisme didalam sel.

Komponen Non-protoplasmik atau  komponen  yang  tidak  hidup  dari  sel terdiri  dari  vakuola,  dan  hasil-hasil  metabolisme  kristal,  minyak  atsiri,  amilum. Dari hasil  metabolisme yang dihasilkan sebagian juga diperlukan dalam pembentukan zat lilin. Hal ini dapat dibuktikan dari zat lilin yang terkadung. Lapisan lilin yang menyelimuti kulit merupakan campuran dari hidrokarbon rantai panjang, alkohol, keton, asam lemak, dan ester. Dalam kondisi lingkungan, lilin ini membeku, tetapi mudah dilarutkan dengan pelarut lemak. Sedangkan zat-zat tersebut juga terdapat dalam komponen non protoplasmic sel.
DAFTAR PUSTAKA






 

 

No comments:

Post a Comment