Analisis
mengenai anatomi tumbuhan perlu mengedepankan mengenai organisasi tingkat sel
bahkan subsel. Struktur yang terlihat dengan mikroskop maupun dengan mata
telanjang sesungguhnya menunjukan pola yang dibentuk oleh sel maupun sub sel.
Dengan demikian, organisasi tumbuhan dapat ditinjau dari berbagai taraf. Hal yang
mendasari adalah makromolekul seperti protein, asam nukleat dan karbohidrat.
Sintesinya melibatkan proses yang terkendali dan pada tempat yang tepat.
Molekul-molekul dirakit menjadi oganel oganel sel seperti nukleus, plastid dan
mitokondria. Sel terhimpun dengan teratur menjadi jaringan, dan berbagai jaringan
terdapat dalam organ. Semua organ besama-sama membentuk sistem tumbuhan yang utuh.
Sel
merupakan satuan dasar kehidupan yang menyusun organisme. Tumbuhan tersusun
atas sel yang memiliki struktur dan proses yang rumit. Stuktur sel dapat
dikelompokkan menjadi 2 komponen utama yaitu komponen protoplasmik dengan karakteristik
memiliki sifat hidup, dan komponen sel nonpotoplasmik dengan karakteistik
memiliki sifat tidak hidup. Sel sebagai unit dasar kehidupan pada tumbuhan melibatkan
komponen protoplasmik dan nonprotoplasmik untuk menjalankan proses dan fungsi
kehidupan pada sistem tumbuhan. Sel berperan dalam menentukan sifat tumbuhan,
namun demikian juga tedapat pendapat yang menyatakan bahwa organisme merupakan sistem
yang sampai batas tertentu menentukan sifat sel.
Banyak
tumbuha yang memiliki organ dengan bagian permukaan berlapis zat lilin, misalnya
pada permukaan daunt talas (Colacasia sp).
Berdasarkan teori sel lapisal lilin pada permukaan organ tersebut akibat
aktifitas sel? Atau akibat adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan yang menyebabkan
perubahan sifat sel?
Pengamatan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi struktur sel tumbuhan, menentukan hubungan
dinamis antara keraagaman stuktur sel dan fungsinya,bepikir bolak-balik dari
sistem tumbuhan, organ, hingga sel untuk menemukan penjelasan hubungan fenomena
terkait dengan struktur tumbuhan dan perkembangana dengan struktur sel, serta
memprediksi bagaimana kemungkinan perubahan struktur sel hingga tumbuhan
adaptif terhadap lingkungan.
Fenomena makroskopik permukaan
organ tumbuhan
Ketika melakukan pengamatan dengan menetesi permukaan
daun talas dengan air, terlihat bahwa air tidak dapat menyatu dengan daun
talas. air yang berada di atas permukaan daun talas tersebut
tidak tembus dan tidak membasahi daun melainkan bergulir di atas permukaan daun.
Hal ini dikarenakan bahwa pada daun talas terdapat suatu lapisan yang
disebut dengan zat lilin. Zat lilin ini berfungsi untuk mengurangi penguapan
air pada permukaan tanaman agar tanaman tidak cepat mati. Karena itu lapisan zat
lilin ini berada di atas lapisan epidermis (lapisan luar permukaan tumbuhan).
Namun darimanakah asalnya lapisan lilin ini belum dapat diketahui secara pasti.
Akan tetapi dapat dimungkinkan bahwa zat lilin tersebut berasal dari sel-sel
yang terdapat permukaan daun talas ataupun berasal dari komponen sel-sel pada
tumbuhan karena sel merupakan unit dasar pada sistem tumbuhan.
Model hubungan fenomena makroskopik
dan struktur mikroskopik sel
Hubungan
fenomena makroskopik dan struktur mikroskopik sel dalam pembentukan zat lilin
adalah pada komponen protoplasmik terdiri dari
nukleus, mitokondria, plastida, retikulum endoplasma, ribosom, lisosom, microtubule dan badan golgi yang dalam pembentukan zat lilin ini berperan untuk membantu pembentukan zat lilin berdasarkan fungsi dari masing –masing organel sel. Karena komponen ini terdiri dari sel yang hidup maka komponen ini sangatlah berperan penting dalam proses pembentukan zat lilin ini karena pada dasarnya komponen ini berfungsi melakukan proses metabolisme didalam sel.
nukleus, mitokondria, plastida, retikulum endoplasma, ribosom, lisosom, microtubule dan badan golgi yang dalam pembentukan zat lilin ini berperan untuk membantu pembentukan zat lilin berdasarkan fungsi dari masing –masing organel sel. Karena komponen ini terdiri dari sel yang hidup maka komponen ini sangatlah berperan penting dalam proses pembentukan zat lilin ini karena pada dasarnya komponen ini berfungsi melakukan proses metabolisme didalam sel.
Komponen
Non-protoplasmik atau komponen yang tidak hidup
dari sel terdiri dari vakuola, dan hasil-hasil metabolisme
kristal, minyak atsiri, amilum. Dari hasil metabolisme yang
dihasilkan sebagian juga diperlukan dalam pembentukan zat lilin. Hal ini dapat
dibuktikan dari zat lilin yang terkadung. Lapisan
lilin yang menyelimuti kulit merupakan campuran dari hidrokarbon rantai
panjang, alkohol, keton, asam lemak, dan ester. Dalam kondisi lingkungan, lilin
ini membeku, tetapi mudah dilarutkan dengan pelarut lemak. Sedangkan zat-zat
tersebut juga terdapat dalam komponen non protoplasmic sel.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment